Sabtu, 07 Juli 2012

I Need Blogging Again (+ bonus : Curcol Dini Hari)

Yak, subuh-subuh gini mau nyampah dulu. ~_~

Rasanya memang kurang aja kalau nggak ada yang ditulis. Hampa...gitu. Walaupun kadang cuma nyampah juga atau malah sering?

Kalau dulu, tiap kali ada uneg-uneg, pasti langsung bikin postingan di MP. Yaah... untuk yang agak pribadi sih diset khusus ke network aja. Tapi semenjak hiatus, aku malah sering nyampah di FB sama Twitter jadinya. Tapi rasanya memang beda sih nyampah di socmed sama nyampah di blog sendiri. Bedanya apa? Gak taulah, ada yang kurang aja rasanya.

Ada lagi akun yang nggak keurus : di FFN. Posting fic, tapi ngupdate-nya setahun lebih per chapternya. Zzzzz.. -__-a



Trus, tiap kali galau musti aneh-aneh bawaannya, yang paling positif ya nafsu makan yang
menjadi-jadi (positif timbangannya). Terutama tiap kali kepikiran tentang salah jurusan kuliah. Jujur, pengen banget rasanya aku pindah dari jurusan yang sekarang, pindah ke jurusan yang sebenernya aku inginkan. Tapi temen-temenku disini anaknya baek-baek lah, bisa diajak gajean, itu salah satu yang bikin aku jadi mampu bertahan disini.

FYI, sekarang aku di jurusan Statistika Unmul, sementara jurusan yang sejak dulu ku impikan itu jurusan Sastra Jepang, sementara di Unmul, bahkan di kalimantan sini PTN/PTS yang buka jurusan itu NGGAK ADA! Kalau mau ya harus hijrah ke pulau Jawa, minimal Sulawesi, nggak tau dah kalau di Brunei atau Malaysia (Serawak) yang di pulau Kalimantan tapi  di ujuuuuuung atas itu ada apa nggak lagian ngapain pake acara kesana.

Oke, kita flashback ke tahun 2011 yang lalu. Sebenernya waktu itu aku ikut SNMPTN Undangan juga, tapi dengan GOBLOKnya aku milih jurusan SasJep yang di UGM sama UI, yang jelas-jelas peluang masuk lewat jalur undangannya itu hampir NOL! Waktu itu sih aku taunya cuma 2 PTN itu aja yang buka jurusan SasJep. ._. (bego kan?)

Bisa kalian tebak lah, 'voucher' SNMPTN Undanganku itu kebuang sia-sia jadinya.

Naaah, akhirnya aku denger kabar soal STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistika) dari edaran di mading sekolah. STIS itu sekolah kedinasan khusus statistika yang nantinya kalau lulus langsung jadi CPNS, trus pas kuliah aja kita sudah dapat uang tunjangan perbulannya. Enak kan? Ya enak. Akhirnya daftar deh tesnya. Lumayan kan, toh kakak kelasku juga ada yang keterima di sana, dan katanya nggak ada yang namanya bully-bullyan disana kayak di IPDN, makin yakin mau masuk sana jadinya.

Trus, aku daftar SNMPTN juga, rencananya sih buat cadangan. Waktu itu milihnya jurusan Statistika sama Farmasi di Unmul. Kenapa aku milih di Unmul? Karena kata ortu, kuliahnya yang deket aja, kan Unmul di Samarinda, masih satu provinsi sama Berau (jangan tanya Berau itu dimana), naik mobil 'cuma' sehari semalam. Sedangkan kalau di STIS, kan di Jakarta tuh. Nah, si bapak ini sering ke Jakarta juga ngurusi kerjaannya. Nah... kenapa aku milih jurusannya Statistika? Lagi-lagi, karena ortu. Yah... ortu nyuruhnya masuk FKIP Matematika padahal. OMG! Jadi guru itu tanggung jawabnya berat padahal, cukstaw! Kalau jadi guru yang cuma datang, duduk, diam, ngasi tugas, trus ngasi nilai sih gampang. Tapi beban 'mendidik'-nya itu loh yang berat, susah bikin si murid bener-bener paham dan juga menanamkan nilai-nilai moral ke diri mereka, itu yang sulit! Akhirnya daripada ke jurusan itu, mendingan aku milih Statistika aja lah.

Singkat cerita, aku lulus tes tahap I (ujian tulis) seleksi masuk STIS. Well, like I've supposed. Yang lolos tes tahap I dari Kaltim cuma 8 orang, aku salah satunya. Alhamdulillah dah pokoknya. Tapi kemudian, si bapak berubah pikiran ternyata. Beliau nyuruh mundur aja, katanya nggak usah kuliah di Jakarta, disana sering macet, harga-harga mahal, nggak bisa diawasi, bla bla bla etc. Well... dongkol setengah mampus rasanya. Bayangin aja, di saat orangtua yang lain berharap supaya anaknya bisa lplos tes, nah ini, malah nyuruh anaknya mundur. Arrrrrrrrrrrggghh... Ya sudahlah... aku manut aja waktu itu. Toh, ku pikir-pikir itu kalau lulus kan bakal ditempatkan di seluruh Indonesia, siapa tau aja nanti aku ditempatkan di ujung Sabang atau Merauke, err... Fine. Keep positive thinking.

Setelah itu, aku pulang ke Berau. Yah... membuang 'voucher' seleksi tahap II (wawancara). Well... seperti yang sudah ku perkirakan, aku lolos SNMPTN utul di pilihan pertama : Statistika. Hufft... dari sini sebenarnya awal kegundah-gulanaanku dimulai.

Masalah STIS, aku sudah relain. Kan belum tentu juga lolos tes tahap II-nya. Keep positive thinking. Tapi ternyata aku belum bisa ngerelain harus ngelepasin jurusan SasJep... Bahkan sampai sekarang.

2 komentar:

  1. Nee niichan tes STIS nya gmna? 0.0
    Aku malah disuruh di sana nih, biar gratis =.=
    padahal pengen di ITB~ *malah curcol*

    BalasHapus
  2. gak susah sih sebenernya. pas wawancaranya itu loh yang rada susah.

    ikuti kata hatimu nak. daripada malah nyesel di kemudian hari. ~u~

    BalasHapus